Diakui ataupun tidak beberapa jenis zat kimia beracun dapat ditemukan dalam produk sehari-hari seperti bahan pembersih rumah tangga, obat resep, alkohol, pestisida, dan kosmetik. Bahkan zat beracun ini juga dapat ditemukan di polutan lingkungan seperti emisi kendaraan.
Oleh karena alasan itulah rata-rata setiap orang akan menemukan sejumlah zat beracun bahkan tanpa meninggalkan rumah. Hal ini dikarenakan seringkali melakukan kontak dengan zat beracun setiap hari, sehingga penting untuk memahami sifat berbahaya dari zat beracun agar kita dapat meminimalkan risikonya terhadap kesehatan.
Bahan Kimia Beracun
Simbol bahan kimia beracun ditulsikan sebagai “toksik” yang dimana setiap jenis senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari semua dapat menjadi toksik, tergantung pada jalur paparan dan dosisnya. Hal ini misalnya ketika memanfaatkan arti air, dimana air pun beracun jika kita meminumnya dalam jumlah yang berlebihan.
Oleh karena itulah toksisitas (beracun) semua bergantung pada faktor lain selain dosis dan paparan, termasuk spesies, usia, dan jenis kelamin. Misalnya, manusia bisa makan cokelat, tapi itu beracun bagi anjing. Di satu sisi, semua bahan kimia itu beracun. Demikian pula, ada dosis minimum untuk hampir semua zat yang efek toksiknya tidak terlihat, yang disebut titik akhir toksisitas.
Pengertian Bahan Kimia Beracun
Bahan kimia beracun adalah jenis bahan kimia yang akan membahayakan kesehatan manusia ketika masuk ke dalam tubuh melalui penghirupan, penyerapan kulit, atau konsumsi.
Sehinga bahan kimia beracun dapat menimbulkan efek kesehatan. Orang-orang pada umumnya mengkhawatirkan bahan kimia seperti polychlorinated biphenyls (PCBs) dan dioxin yang dapat ditemukan di beberapa lokasi limbah berbahaya.
Pengertian Bahan Kimia Beracun Menurut Para Ahli
Adapun definisi bahan kimia beracun menurut para ahli, antara lain:
- The U.S. Environmental Protection Agency (EPA), Pengerrian bahan kimia beracun sebagai zat apa pun yang mungkin berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan Anda jika terhirup, tertelan, atau diserap melalui kulit.
Ciri dan Dampak Bahan Kimia Beracun
Adapun ciri bahan kimia dapat dikatakan beracun jika dapat menyebabkan bahaya serius bagi seseorang jika masuk ke dalam tubuh. Dimana sistem informasi bahan berbahaya tempat kerja atau Workplace Hazardous Materials Information System (WHMIS) menggolongkan bahan beracun sebagai bagian dari Bahan Berbahaya Kelas D (Beracun dan Menular).
Karena bahan beracun dapat menyebabkan efek kesehatan akut (jangka pendek) serta efek kesehatan kronis (jangka panjang), WHMIS memiliki pembagian untuk masing-masing. Bahan beracun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori berdasarkan pada ciri dan dampaknya, yaitu:
-
Bahan yang menyebabkan efek beracun dengan segera dan serius
Divisi 1 (D1) berisi “Bahan yang Menyebabkan Efek Beracun Segera dan Serius“. Sesuai dengan judulnya, bahan-bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius dan langsung. Di dalam divisi ini, ada dua subdivisi tambahan yang memisahkan “Toxics (Beracun)” dan “Very Toxics (Sangat Beracun)“.
“Sangat Beracun” adalah D1A; sesangkan “Beracun” adalah D1B. Perbedaan utama antara D1A dan D1B adalah nilai yang digunakan untuk menentukan toksisitas akut (misalnya LD50, LC50). Sederhananya, zat D1A membutuhkan lebih sedikit bahan untuk menghasilkan efek yang fatal.
-
Bahan yang menyebabkan efek beracun lainnya
Divisi 2 (D2) adalah untuk “Bahan yang Menyebabkan Efek Beracun Lainnya“. Bahan-bahan ini memiliki efek toksik tetapi efek ini mungkin tertunda. Divisi D2 juga memiliki dua subdivisi yang memisahkan “Beracun” dan “Sangat Beracun“. “Sangat Beracun” adalah D2A; yang “Beracun” adalah D2B. Kelompok “Beracun” di sini juga mencakup produk yang menghasilkan efek reversibel langsung tetapi tidak terlalu serius.
Dampak kesehatan yang dipertimbangkan untuk bahan sangat beracun (D2A) meliputi:
- Efek toksik kronis yang parah
- Toksisitas reproduksi (bahan yang diketahui atau diduga menyebabkan dampak negatif pada fungsi reproduksi (pria atau wanita)
- Teratogenisitas dan embriotoksisitas (bahan yang diketahui atau diduga menyebabkan dampak negatif pada embrio atau janin yang sedang berkembang)
- Karsinogenisitas (bahan yang diketahui atau diduga menyebabkan kanker)
- Sensitisasi pernapasan
Akibat yang menjadi dampak kesehatan yang dipertimbangkan untuk bahan beracun (D2B) meliputi:
- Efek toksik kronis
- Iritasi kulit atau mata
- Kepekaan kulit
- Mutagenisitas (bahan yang diketahui atau diduga menyebabkan perubahan pada sel)
Contoh Bahan Kimia Beracun
Sedangkan untuk contoh bahan kimia yang dikategorikan beracun, antara lain;
- Aseton
Aseton merupakan bagian daripada depresan dalam sistem saraf pusat ringan. Konsentrasi paparan yang sangat tinggi dalam penggunaan aseton dapat menyebabkan sakit kepala, mual, pusing, mengantuk, tidak terkoordinasi kebingungan, dan menyebabkan iritasi mata.
Adapun untuk beberapa jenis bahan kimia yang beracun secara alami. Yakni;
- Air raksa
- Bisa ular
- Kafein dalam kopi, teh, kola, dan kakao
- Arsenik, yang biasanya terbuat dari ricin dari biji jarak
- Minyak bumi
- Hidrogen sulfida
- Gas klorin
- Merokok
Sedangkan untuk contoh bahan kimia beracun dalam bidang indutsri dan perdagangan misalnya;
- Asetaldehida
- Aseton
- Bromin
- Klorin
- Sianogen
- Alkohol isopropil
- Hidrogen peroksida> 35%
Nah, itulah saja artikel yang bisa kami kemukakan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian bahan kimia beracun menurut para ahli, ciri, dampak, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan serta pemahaman yang mendalam.