Isomer bisa dikatakan sebagai salah satu istilah yang akan kita jumpai saat kita berbicara tentang kimia organik dan hidrokarbon. Secara umum, istilah isomer menggambarkan adanya dua atau lebih senyawa kimia organik yang memiliki rumus kimia sama namun struktur kimianya berbeda.
Bahkan jika kita berbicara tentang suatu senyawa, sedikit perubahan saja yang terjadi pada tingkat struktural senyawa kimia maka hal itu akan mengubah keseluruhan senyawa tersebut baik dari segi sifat maupun karakteristik senyawa tersebut. Dalam isomer, kita akan belajar tentang perbedaan dari segi struktural dimana perbedaan yang terjadi itu mungkin sangat kecil namun perbedaan yang kecil itu akan mempengaruhi sifat secara keseluruhan.
Isomer
Isomer berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata “iso” yang memiliki makna “sama” dan juga kata “meros” yang memiliki arti “bagian”. Dapat ditarik arti bahwa isomer merupakan bagian yang sama dengan penataan yang berbeda. Istilah ini ditemukan oleh ilmuwan kimia asal Swedia yaitu Jacob Berzelius pada tahun 1830.
Pengertian Isomer
Isomer adalah fenomena penerapan kimia dimana lebih dari satu senyawa kimia memiliki rumus kimia yang sama namun berbeda penataannya, dimana untuk senyawa kimia yang memiliki rumus kimia sama namun telah diidentifikasi memiliki sifat yang berbeda dan penataan jenis atom dalam satu molekul yang berbeda disebut dengan isomer.
Dengan hal ini kita tahu bahwa jika terdapat dua molekul dengan rumus sama, bisa saja kedua molekul itu memiliki sifat dan karakteristik yang jauh berbeda. Hal itu karena perbedaan dari segi struktural sedikit saja pun akan mempengaruhi sifat keseluruhan dari suatu senyawa kimia.
Jenis Isomer
Pada dasarnya terdapat dua jenis utama dari isomer yang akan dibagi lagi dalam sub kategori di dalamnya. Jenis utama dari isomer yaitu;
-
Isomer Struktur
Isomer struktur adalah bagian daripada senyawa kimia dengan struktur yang berbeda namun memiliki komposisi atom dan rumus molekul yang sama.
Pada isomer struktur, perbedaan struktur kimia dapat disebabkan oleh perbedaan gugus fungsi yang terikat ataupun penataan atom dalam senyawa tersebut. Perbedaan struktur isomer menyebabkan senyawa tersebut memiliki perbedaan tata nama secara IUPAC. Struktur yang berbeda dapat disebabkan karena beberapa hal, oleh karena itu dalam isomer struktur terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada penyebab perbedaan struktur senyawa tersebut.
-
Stereoisomer
Sedangkan untuk stereoisomer merupakan jenis isomer dengan rumus kimia yang sama namun memiliki perbedaan letak atom yang terikat dalam molekul tersebut dalam orientasi 3 dimensi. Hal itulah mengapa jenis isomer ini disebut stereoisomer dimana perputaran ikatan dalam molekul berpengaruh terhadap jenis isomernya.
Contoh Isomer
Berikut ini adalah contoh dari berbagai jenis isomer yang harus dipelajari, yaitu;
-
Isomer Rantai atau Rangka
Isomer rantai atau juga dapat disebut dengan isomer rangka terjadi apabila dua senyawa dengan rumus kimia yang sama namun memiliki perbedaan pada susunan kerangka atau rantai hidrokarbonnya.
Dalam hal ini, hidrokarbon rantai lurus berbeda dengan hidrokarbon rantai cabang sehingga dua senyawa yang memiliki rumus kimia sama namun satu senyawa berupa hidrokarbon rantai lurus sedangkan yang lain berupa hidrokarbon rantai cabang berarti kedua senyawa tersebut isomer rantai. Perbedaan penataan dan posisi cabang pada hidrokarbon juga dapat menyebabkan terjadinya isomer rangka ini.
Contoh isomer rantai atau isomer rangka
Senyawa pentana memiliki dua jenis isomer rangka lainnya yaitu 2-metil butana dan 2,2-dimetil propana. Dalam hal ini, pentana merupakan hidrokarbon rantai lurus tanpa memiliki cabang.
Sedangkan 2-metil butana atau dapat disebut isopentana memiliki satu cabang metil pada atom karbon nomor 2 dan untuk 2,2-dimetil propana atau disebut neopentana senyawa ini atom karbon mengikat 4 atom karbon yang lain sehingga disebut dengan karbon kuarterner yang memiliki cabang 4. Ketiga senyawa tersebut memiliki rumus kimia sama yaitu C5H12 namun dengan struktur rantai yang berbeda.
-
Isomer Posisi
Isomer posisi merupakan salah satu jenis isomer dengan perbedaan posisi ikatan rangkapnya. Senyawa hidrokarbon alkena yang memiliki ikatan rangkap dua dan hidrokarbon alkuna dengan ikatan rangkap tiga dapat mengalami jenis isomer posisi ini. Sedangkan pada senyawa hidrokarbon alkana tidak dapat mengalami isomer posisi karena tidak terdapat ikatan rangkap yang dapat berpindah posisinya.
Jika dilihat secara struktural, isomer posisi mungkin memiliki bentuk struktur yang hampir sama karena tidak terjadi perubahan signifikan. Perbedaannya hanya terdapat pada posisi ikatan rangkapnya. Dalam isomer ini juga tidak dipengaruhi oleh rantai lurus maupun cabang seperti pada isomer rangka.
Contoh isomer posisi
Contoh sederhana isomer posisi adalah terjadi pada senyawa butena dimana senyawa ini memiliki dua jenis isomer posisi yaitu 1-butena dan 2-butena. Senyawa 1-butena memiliki ikatan rangkap pada atom C nomor 1 sedangkan senyawa 2-butena memiliki ikatan rangkap pada atom C nomor 3.
Jika ikatan rangkap berpindah pada atom C nomor 3, maka itu bukanlah isomer yang berbeda melainkan akan berubah menjadi 1-butena karena mengikuti aturan tata nama IUPAC bahwa atom terminal dengan ikatan rangkap memiliki nomor terkecil sehingga atom C nomor 4 akan berubah menjadi atom C nomor 1.
-
Isomer Geometri
Berbeda dengan dua jenis isomer sebelumnya, isomer geometri termasuk ke dalam jenis stereoisomer dimana perbedaannya terletak dalam orientasi 3 dimensi dan berdasarkan perputaran molekul.
Isomer geometri terjadi karena adanya peletakan yang berbeda dari posisi gugus fungsi yang terikat dalam satu ikatan rangkap dua. Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa isomer geometri ini hanya dapat terjadi pada senyawa alkena yang memiliki ikatan rangkap dua.
Isomer geometri juga sering dikenal dengan isomer cis-trans. Istilah cis-trans disini mewakili posisi gugus fungsi dalam suatu ikatan rangkap. Dalam hal ini jika posisi gugus fungsi yang sama berada dalam satu sisi disebut dengan posisi cis. Namun jika gugus fungsi yang sama berada dalam posisi berseberangan maka disebut posisi trans.
Contoh isomer geometri
Senyawa 2-butena atau dapat dituliskan but-2-ena memiliki dua jenis isomer geometri. Seperti yang kita lihat bahwa ikatan rangkap dalam senyawa tersebut mengikat dua gugus yang berbeda yakni CH3 dan H dalam kedua sisinya. Ketika gugus CH3 yang terikat pada C2 dan C3 berada pada posisi atas maka kedua hidrogen lainnya akan berada di bawah.
Dalam hal ini dikatakan bahwa posisi gugus fungsi dalam sisi yang sama dan disebut posisi cis sehingga namanya yaitu cis-2-butena.
Sedangkan jika salah satu CH3 berada di atas dan CH3 yang lain dibawah maka atom hidrogen pun akan mengikuti sehingga gugus fungsi yang sama akan berada dalam posisi berseberangan, hal ini disebut senyawa itu berposisi trans dan diberi nama trans-2-butena. Perbedaan peletakan posisi ini meskipun terlihat sepele ternyata akan berpengaruh pada sifat dari senyawa itu sendiri.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan jikalau keisomeran yang ada memanglah dapat terjadi dalam suatu senyawa dan molekul. Hal itu karena banyaknya jenis atom yang ada serta sifat masing-masing atom yang berbeda mengakibatkan banyaknya kemungkinan variasi penataan struktur suatu senyawa kimia.
Dimana dengan banyaknya kemungkinan penataan tersebut memungkinkan terjadinya struktur kimia berbeda namun jumlah atom dan komposisi atom yang menyusun senyawa itu sama.
Nah, itulah tadi penjelasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian isomer, jenis, dan contohnya dalam kajian kimia. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan pembaca sekalian.