Asam dan basa menjadi salah satu jenis sifat zat terutama dalam bentuk larutan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya sendiri dalam tubuh manusia pun menerapkan prinsip asam dan basa untuk mengatur pH darah dalam tubuh sehingga kita dapat hidup.
Karena pentingnya sifat asam basa dalam suatu larutan ini maka dalam penerapan ilmu kimia mempelajari secara khusus mengenai konsep asam basa dimana konsep tersebut telah mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan hingga era kimia modern sekarang ini.
Asam Basa
Selama ini barangkali semua orang sudah tahu bahwa cuka, jus lemon dan banyak jenis makanan lain memiliki rasa asam, hal inilah yang mendasari munculnya teori tentang asam pada awal sejarhnya. Sehingga peristilahan asam berasal dari bahasa latin yaitu “acere” yang berarti asam. Dalam kimia, senyawa asam dan basa adalah golongan senyawa yang sangat penting karena banyak peristiwa kimia yang melibatkan sifat ini.
Pengertian Asam Basa
Asam basa adalah jenis senyawa organik yang dapat memberikan pengaruh besar pada proton (H) terhadap senyawa lainnya dengan penerima proton juga dari senyawa lain yang dikenal dengan ekseptor proton. Oleh karena itulah untuk membedakan senyawa asam dan basa dengan mudah dapat menggunakan bantuan kertas lakmus dimana asam akan mengubah fungsi kertas lakmus biru menjadi merah ketika dicelupkan dan memiliki rasa asam. Sedangkan basa memiliki sifat rasa pahit dan mampu mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (kebalikan dari asam).
Nilai keasaaman ataupun kebasaan suatu zat dapat ditentukan dengan parameter yang disebut pH dimana untuk mengukurnya dapat digunakan berbagai macam alat seperti pH indikator asam basa, pH meter, dan lain sebagainya.
Teori Asam Basa
Sejak pertama kali muncul, terdapat beberapa ahli yang menyatakan tentang definisi asam maupun basa. Berikut ini penjelasannya;
-
Asam Basa Arrhenius
Arrhenius menyatakan bahwa asam adalah molekul yang ketika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+ atau menyumbangkan H+ atau dapat disebut donor proton. Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH–.
Contoh asam Arrhenius yaitu HCl dimana dalam air akan terionisasi
HCl H+ + Cl–
Keberadaan H+ menunjukkan bahwa HCl melepaskan ion H+ sehingga dikatakan sebagai suatu asam. Adapun untuk contoh basa Arrhenius yaitu NaOH dimana dalam air terionisasi, antara lain sebagai berikut;
NaOH Na+ + OH–
OH– yang dilepaskan menunjukkan bahwa NaOH merupakan senyawa yang bersifat basa menurut arrhenius.
-
Asam Basa Bronsted Lowry
Teori selanjutnya dikemukakan oleh Bronsted Lowry dimana pada dasarnya teori asam basa Bronsted Lowry ini mirip seperti teori Arrhenius yang menyatakan bahwa asam merupakan senyawa yang dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+ sedangkan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH–.
Satu hal yang membedakan teori Bronsted-Lowry dari teori Arrhenius adalah pada teori Bronsted-Lowry melibatkan molekul air (H2O) dalam reaksi ionisasi yang melepaskan ion baik H+ maupun OH–.
Sebagai contoh asam HCl yang dilarutkan dalam air:
HCl + H2O H3O+ + Cl–
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dengan teori Arrhenius dimana kita tidak menemukan H+ pada reaksi tersebut, melainkan yang kita temukan adalah H3O+ dimana ion hidrogen telah bereaksi dengan molekul air menjadi ion H3O+.
Sedangkan contoh basa yaitu NH3:
NH3 + H2O NH4+ + OH–
Dalam pengertian reaksi kimia tersebut tidak ditemukan ion H3O+ seperti pada asam sebelumnya, melainkan ditemukan ion OH– yang menunjukkan bahwa NH3 memiliki sifat basa karena melepaskan OH– dalam air.
-
Asam Basa Lewis
Selanjutnya Lewis menerangkan konsepnya mengenai asam dan basa dimana pada teorinya berbeda dengan dua definisi tentang asam basa yang ada sebelumnya, Lewis melibatkan elektron dalam mendefinisikan molekul asam dan basa.
Menurut Lewis, asam adalah suatu senyawa yang melakukan akseptor elektron atau menerima elektron sedangkan basa adalah senyawa yang melakukan donor elektron atau memberikan elektron. Teori asam basa Lewis ini lebih spesifik dari teori sebelumnya yang hanya mendefinisikan keberadaan ion H+ dan ion OH–.
Teori Lewis ini diterapkan dalam reaksi yang melibatkan senyawa asam dan basa pada satu reaksi sehingga kita dapat membedakan mana senyawa yang bersifat asam dan mana yang bersifat basa.
Contohnya yaitu pada reaksi amonia dengan asam klorida:
NH3 + HCl NH4+ + Cl–
Dari reaksi tersebut menggunakan teori Lewis kita dapat menentukan senyawa mana yang bersifat asam maupun basa antara NH4 dan juga HCl berdasarkan keberadaan elektronnya. Jika kita lihat dengan struktur elektronnya dimana N dalam amonia memiliki satu pasangan elektron bebas yang bereaksi dengan HCl dapat dilihat pada gambar berikut:
Pasangan elektron bebas dari N diserahkan kepada H dari HCl sehingga dapat dikatakan bahwa NH3 melakukan donor elektron sedangkan HCl menerima elektron dari pemberian NH3. Dari hal tersebut sesuai definisinya dapat diketahui bahwa amonia merupakan senyawa yang bersifat basa sedangkan HCl bersifat asam.
Penggolongan Jenis Asam dan Basa
Untuk menggolongkan jenis asam basa terdapat banyak parameter yang dapat digunakan. Berikut penjelasannya;
-
Berdasarkan jumlah atom hidrogen
Berdasarkan jumlah H dalam satu molekul, asam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu asam monoprotik dan asam poliprotik. Asam monoprotik merupakan senyawa yang memiliki satu buah proton (H) sehingga hanya mampu melepaskan satu proton saja.
Contoh asam monoprotik yaitu HCl, HBr, HCN. Sedangkan asam poliprotik adalah senyawa yang memiliki dua atau lebih proton yang dapat dilepaskan. Contoh senyawa asam poliprotik adalah H2SO4 dan H3PO4.
-
Berdasarkan Kekuatannya
Asam basa dapat dibedakan menjadi asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Suatu asam ataupun basa dikatakan kuat jika zat tersebut dalam air dapat terionisasi secara sempurna atau memiliki derajat ionisasi 1. Sedangkan suatu senyawa dikatakan asam atau basa lemah jika di dalam air senyawa tersebut tidak terionisasi secara sempurna atau memiliki derajat ionisasi dibawah 1.
- Contoh senyawa asam kuat yaitu HCl, HBr, H2SO4, HNO3
- Contoh senyawa basa kuat yaitu NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2
- Contoh senyawa asam lemah yaitu CH3COOH, H2CO3, HClO4
- Contoh senyawa basa lemah yaitu NH3, Al(OH)3, Fe(OH)2, NH4OH
-
Senyawa Amfoter
Amfoter adalah suatu zat yang dapat bersifat sebagai asam maupun basa tergantung dari kondisinya. Ketika kita menempatkan zat tersebut dengan senyawa asam, maka zat tersebut akan berperan sebagai basa dan sebaliknya ketika kita menempatkan zat tersebut dengan basa, maka zat tersebut akan bersifat sebagai asam.
Contohnya yaitu air yang dapat bertindak sebagai amfoter karena ketika bereaksi dengan HCl air bertindak sebagai basa. Sedangkan ketika bereaksi dengan amonia, air berperan sebagai zat yang bersifat asam.
Menentukan Asam Basa dalam Kimia
Adapun satu-satu hal yang dapat dipergunakan dalam membedakan dan menentuka asam basa pada jenis zat kimia ialah;
-
Skala pH
Skala pH merupakan besaran yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH dinyatakan dalam angka 0 hingga 14 dimana sebagian besar larutan yang ada di dunia memiliki rentang pH dalam angka tersebut meskipun ada sebagian kecil yang berada dibawah 0 ataupun diatas 14.
Dalam skala pH, larutan yang memiliki pH dibawah 7 berarti larutan tersebut bersifat asam sedangkan larutan dengan pH diatas 7 menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat basa, dan untuk larutan dengan pH 7 maka larutan tersebut bersifat netral. Cairan dengan pH 7 sebagai contohnya yaitu air yang merupakan senyawa netral.
Dalam tubuh manusia, sel memiliki pH sekitar 6,8 sedangkan darah manusia memiliki pH 7,4 dimana keduanya mendekati pH netral. Jika nilai pH dalam tubuh manusia berubah secara ekstrem diatas ataupun dibawah 7 maka dapat menyebabkan kematian.
Namun dalam sistem pencernaan manusia khususnya pada lambung memiliki pH 1 hingga 2 dimana suasananya sangat asam karena berperan dalam melarutkan makanan yang masuk. Namun larutan dengan pH sangat asam tersebut tentunya dilapisi dengan dinding organ yang sangat kuat.
Nah, itulah tadi artikel yang memberikan penjelasan terkait dengan matri kimia. Khususnya tentang pengertian asam basa, teori menurut para ahli, jenis penggolongan dan contohnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan pembaca.