Koloid memiliki aplikasi yang sangat banyak dalam kehidupan sehari hari. Dengan sifatnya yang unik sehingga memungkinkan berbagai jenis koloid untuk digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam penerapan kimia sendiri, koloid juga menjadi suatu objek yang dipelajari sifat dan karakteristiknya.
Koloid
Koloid adalah dispersi dari partikel partikel kecil dalam suatu medium pendispersi dimana campuran tersebut terlihat larut namun jika dilihat secara mikroskopis tidak larut. Dalam koloid, partikel terdispersi memiliki ukuran 1 nm hingga 10 nm dimana partikel tersebut tersebar merata dalam medium pendispersi.
Campuran koloid ini dapat memiliki fasa aerosol, serbuk, emulsi, dan lain lain. Sifat koloid yang dapat membentuk berbagai fasa tersebut akan berpengaruh terhadap sifat dari koloid itu sendiri.
Macam Koloid
Jenis dari koloid ditentukan berdasarkan medium pendispersi dan partikel terdispersinya. Kedua bagian tersebut akan saling menentukan fasa akhir yang terbentuk. Tentunya sifat dari koloid itu juga akan dipengaruhi oleh jenis medium pendispersi dan partikel terdispersi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa macam koloid berdasarkan medium pendispersi dan partikel terdispersinya, yang terdiri atas;
Koloid dan Contohnya
Sangat banyak produk yang memanfaatkan sifat koloid dan kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Produk ini juga sangat berhubungan dengan kita sebagai pengguna namun mungkin kita tidak menyadarinya bahwa produk tersebut merupakan jenis koloid.
Berikut ini adalah beberapa macam koloid dan contohnya dalam kehidupan sehari hari;
-
Liquid Aerosol
Koloid liquid aerosol banyak digunakan dalam spray atau penyemprot dalam parfum. Kemudian beberapa jenis penyemprot insektisida dan pembasmi serangga juga menggunakan koloid ini. Secara sederhana liquid aerosol banyak digunakan dalam penyemprot.
-
Solid Aerosol
Asap yang terjadi secara alami ataupun asap secara buatan dimana suatu partikel padatan akan terdispersi di udara. Adanya debu yang beterbangan di udara juga merupakan jenis bagian dalam kajian koloid solid aerosol.
-
Foam
Krim cukur yang banyak digunakan dalam mencukur rambut merupakan sebuah koloid foam. Selain itu saat kita membuat kue, whipped cream yang kita gunakan juga merupakan sebuah koloid foam. Dimana koloid ini tersusun atas fasa gas yang terdispersi dalam liquid.
Oleh karena itu dalam membuatnya kita harus mengocok dengan teratur sehingga molekul gas dapat masuk ke dalam liquid.
-
Emulsi
Emulsi merupakan koloid dengan zat terdispersi liquid dengan medium pendispersinya juga berupa liquid. Koloid ini banyak kita jumpai dalam berbagai jenis lotion kosmetik yang biasa digunakan setiap hari. Kemudian mayonais dan susu murni juga merupakan sebuah emulsi cair cair.
-
Gel
Tentu kita sangat mudah menemui bentuk gel dalam kehidupan sehari hari seperti pada mentega yang biasa kita gunakan dalam roti. Lalu banyak juga produk jeli yang biasa kita konsumsi juga merupakan contoh gel. Secara teori, gel merupakan koloid yang terbentuk dari liquid yang terdispersi dalam medium pendispersi solid.
-
Sol
Sol merupakan jenis koloid yang hampir sama seperti larutan yakni fasa solid yang terdispersi dalam liquid. Perbedaannya hanya dalam koloid fasa solid tidak terlarut atau masih ada dalam bentuk solid. Sedangkan pada larutan, fasa solid terlarut secara sempurna sehingga tidak terdapat padatan.
Contoh sol yang paling mudah ditemui adalah cat tembok yang biasa digunakan dalam pembangunan rumah. Kemudian tinta yang kita gunakan dalam printer.
-
Sol Padat
Sol padat adalah koloid yang tersusun dari zat padat sebagai zat terdispersi maupun medium pendispersinya. Contoh koloid sol padat adalah gabus atau styrofoam dan juga bantal yang kita gunakan untuk tidur.
Contoh Aplikasi Koloid dalam Berbagai Bidang
Sedangkan untuk aplikasi dari koloid dalam berbagai bidang, antara lain;
-
Bidang Medis
Koloid memiliki sifat yang mampu memperbesar intravaskular dengan sangat baik. Material ini berupa cairan yang mengandung senyawa dengan berat molekul yang tinggi dan tidak memungkinkan untuk melewati membran kapiler. Adanya koloid akan mempengaruhi tekanan osmosis dimana semakin kecil ukuran molekul maka tekanan osmosis akan semakin besar. Ketika molekul berubah menjadi lebih besar maka molekul tersebut akan bertahan lebih lama.
Pada umumnya, koloid yang digunakan dalam bidang medis bersifat isosmolar dan dapat berpotensi menyebabkan alergi tertentu pada tubuh sehingga secara klinis, hal ini juga cukup dibatasi penggunaannya.
-
Pemurnian Air
Koloid juga telah banyak digunakan sebagai media pemurnian air yang cukup efektif. Pada umumnya, air memang mengandung pengotor koloid. Dalam pemurniannya, pengotor koloid tersebut akan dihilangkan dengan menggunakan proses elektrolit seperti memanfaatkan aluminium.
Suatu ion aluminium memiliki muatan positif Al3+ dimana ion positif ini akan menarik pengotor koloid yang bermuatan negatif. Hal ini sesuai dengan sifat alamiahnya dimana suatu yang bermuatan positif akan tertarik ke yang bermuatan negatif dan sebaliknya.
Interaksi ini akan menghasilkan partikel yang netral atau tidak bermuatan sehingga akan membentuk padatan dan mengalami pengendapan ke bagian bawah air. Padatan atau endapan tersebut tentu akan mudah dipisahkan dari air sehingga air akan lebih murni dan bersih dari pengotor.
-
Pemurnian Asap
Asap atau gas hasil pembuangan industri telah menjadi masalah polusi global yang ada saat ini. Hal itu karena adanya partikel koloid dalam asap yang dibuang oleh industri tersebut dimana kandungannya sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup.
Untuk mengatasinya, banyak cara yang telah dilakukan salah satunya adalah dengan mengurangi kadar padatan dalam asap melalui pengendapan asap.
Proses pengendapan asap merupakan metode dimana partikel yang ada di asap akan diubah menjadi bentuk padat dan terpisah dari asap yang dibuang keluar.
Partikel asap merupakan sebuah koloid aerosol padat dimana zat padat sebagai zat terdispersi sedangkan gas sebagai medium pendispersinya. Dalam hal ini, partikel padat pada umumnya memiliki muatan tertentu. Untuk menghilangkannya dari udara, digunakan suatu alat yang bernama Cottrel Precipitator.
Prinsip dari alat tersebut ialah berdasarkan elektroforesis yang kita tahu merupakan sifat dari koloid. Ketika suatu elektroda dialiri oleh listrik, maka partikel koloid yang memiliki muatan akan bergerak menuju elektroda dengan muatan yang berlawanan.
Gas yang memuat partikel padatan atau kita kenal dengan nama asap akan dilewatkan dalam elektroda tersebut dalam alat Cottrel Precipitator. Setelah terjadi pergerakan partikel yang bermuatan, maka partikel koloid tersebut akan menempel dalam elektroda dan otomatis terpisah dari gas atau uap yang membawanya sehingga gas yang dibuang ke udara menjadi lebih bersih dari zat berbahaya.
-
Hujan Buatan
Contoh lain dari aplikasi koloid yakni dalam pembuatan hujan buatan. Saat ini, hujan buatan memang bukan hal yang menakjubkan lagi karena memang banyak kondisi tertentu yang membutuhkan hujan buatan dan itu memungkinkan untuk dilakukan. Dalam pembuatan hujan buatan, koloid memiliki peranan yang sangat penting di dalamnya.
Kita tahu bahwa awan merupakan uap air yang berada di udara dan akan menjadi pembentuk hujan. Dalam sebuah awan mengandung partikel air yang terdispersi di udara. Secara koloid kita mengenalnya dengan sebuah fasa aerosol.
Namun air yang terdispersi tersebut ternyata juga mengandung partikel bermuatan didalamnya. Ketika partikel ini dinetralkan dengan muatan yang berlawanan, maka partikel netral dalam air tersebut akan membentuk tetesan air yang besar dan turun ke bumi sehingga kita mengenalnya sebagai hujan.
Dalam pembuatan hujan buatan, partikel bermuatan tersebut akan dinetralkan dengan menyemprotkan suatu zat cair yang memiliki muatan berlawanan menggunakan pesawat terbang. Akibatnya akan terjadi penetralan dari partikel muatan tersebut sehingga akan terbentuk tetesan air.
Demikian artikel pembahasan lengkap yang dapat kami selesaikan tentang berbagai macam koloid dan contohnya dalam kehidupan sehari hari. Semoga melalui dapat memberikan wawasan serta referensi mendalam bagi pembaca. Trimakasih,